12 Dengan demikian, pendekatan kualitatif digunakan di ilmu antropologi. Karena peneliti antropologi biasanya sangat tertarik pada tindakan dan kelakuan manusia dalam hubungan kelompok- kelompok kecil yang dipilih untuk diteliti secara khusus dan mendalam mengenai berbagai aspek. yang didalamnya menggunakan metode-metode berupa wawancaraPengertian filsafat ilmu menurut para ahli dan kesimpulannya suatu informasi yang harus diketahui oleh mereka yang mencintai ilmu. Apakah mereka yang berasal dari dunia akademisi atau merekayang memang berasal dari luar akademisi. Atau apakah mereka sebagai mahasiswa strata satu dan pasca sarjana. Beberapa ahli mengemukakan arti filsafat ilmu yang nyaris sama. Sedang pengertian filsafat ilmu menurut beberapa ahli lainnya ada yang berbeda. Perbedaan ini sebaiknya dijadikan sebagai khazanah ilmu yang kaya. Bukan malah dijadikan sebagai ajang untuk saling berpolemik. Karena para ahli yang menyampaikan teorinya, adalah mereka yang memang sudah memiliki komptensi dibidangnya. Ternyata, banya juga pengertian filsafat ilmumenurut ahli Indonesia yang dijadikan referensi oleh dunia pendidikan. Bahkan tidak sedikit pula, para mahasiswa dari luar negeri mengutip teori ahli Indonesia sebagai rujukan dalam membuat karya ilmiah. Filsafat dan ilmu merupakan dua objek yang menarik jika disatukan. Apalagi dicari hakihat dari pengertiannya. Atas itulah kami bersusah payah untuk menyiapkan artikel ini guna membangu mreka yang sedang membutuhkannya. Lihat Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli Karena media komunikasi daring sudah menjadi gaya hidupnya yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, maka saluran internet menjadi sarana kami dalam berbagai defisini filsafat ilmu berdasarkan pendapat ahli. Anda tinggal memakai perangkat alat komunikasi modern seperti laptop, tablet atau gadget yang terhubung dengan jaringan internet. Maka Anda sudah bisa membaca artikel ini. via Blogger Sebelum Anda membaca tentang apa yang dimaksud dengan pengertian filsafat ilmu, ada baiknya kami sampaikan secara umum tentang arti dari filsafat dan ilmu. Arti FilsafatApa Itu Ilmu?1. Muslih2. Robert Ackermann3. Mohar 4. Djamaris5. Anonim6. Peter John Macmurray9. Secara Umum10. Lewis White Beck11. May Brodbeck12. Stephen 12 Pengertian Filsafat Ilmu Menurut Para Ahli dan KesimpulanRelated posts Arti Filsafat Filsafat adalah kajian masalah umum dan mendasar tentang persoalan seperti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa. Asal kata filsafat berdasarkan bahasa Yunani φιλοοφία, philosophia, secara harfiah bermakna “pecinta kebijaksanaan”. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disebutkan bahwa mereka yang belajar filsafat dan mendalaminya adalah orang yang sedang mencari tentang kebijksanaan dari sesuatu. Filsafat menjadi sarana untuk menemukannya. Dalam metode belajar filsafat, semua bermula dengan pertanyaan yang contohnya sebagai berikut “Apakah memungkinkan untuk mengetahui segala sesuatu dan membuktikannya?” Dan ada beberapa pertanyaan lain yang biasa diajukan guna memancing otak untuk berfikir mencari kebenaran atau kebijaksanaan. Pada momen lain, kami akan bahas secara lengkap mengetahui apa yang dimaksud dengan filsafat. Apa Itu Ilmu? Rasanya tidak lengkap jika menyampaikan arti filsafat tapi tidak menyampaikan pengertian ilmu. Pada momen kali ini kami akan serta juga meski hanya secara umum juga. Ilmu adalah usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Dalam istilah lain ilmu juga disamakan dengan sains dan juga ilmu pengetahuan. Sedangkan arti ilmu berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI menyatakan bahwa Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan itu; atau pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya. Dan banyak juga para ahli yang ikut memberikan pendapatnya mengenai apa yang dimaksud dengan ilmu. Hanya saja, akan dibahas pada postingan yang lain saja. Lihat Pengertian Filsafat Hukum Menurut Para Ahli Baiklah, langsung kepada topik artikel kali ini. 1. Muslih Muslih menyatakan bahwa filsafat ilmu sebagai cabang ilmu filsafat yang membicarakan objek khusus, yaitu ilmu pengetahuan, dan sudah tentu sama memiliki sifat dan karakteristik yang hampir sama dengan filsafat pada umumnya. Filsafat ilmu dalam hal ini objeknya cukup luas mulai dari pengetahuan knowledge, ilmu science, baik natural science maupun social science, ilmu humanisties, kebahasaan, dan keagamaan. 2. Robert Ackermann Robert berpendapat bahwa filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingn terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian bukan suatu cabang yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya. 3. Mohar Menuurt Mohar, filsafat ilmu adalah suatu usaha akal manusia yang teratur dan taat asas menuju penemuan keterangan tentang pengetahuan yang benar. Sasaran filsafat ilmu adalah mengadakan penataan dan pengetahuan atas dasar asas-asas yang dapat menerangkan terjadinya ilmu pengetahuan. 4. Djamaris Ahli ini menyatakan bahwa filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan cabang dari pengetahuan. Ilmu atau ilmu pengetahuan ilmiah dalam bahasa Inggris science, dalam bahasa Yunani episteme. 5. Anonim Filsafat ilmu adalah ikhtiar manusia guna memahami pengetahuan untuk menjadi lebih bijaksana. 6. Peter Caws Ahli dari luar negeri ini menyebutkan bahwa Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Menurut teori Woodhou, Filsafat ilmu adalah merupakan studi tentang metode, asumsi, dan batas-batas ilmu pengetahuan. 8. John Macmurray John Macmurray menyatakan bahwa filsafat ilmu terutama bersangkutan dengan pemeriksaan kritis terhadap pandangan-pandangan umum, prasangka-prasangka alamiah yang terkandung dalam asumsi-asumsi ilmu atau yang berasal dari keasyikan dengan ilmu. 9. Secara Umum Filsafat ilmu adalah filsafat yang mempelajari & menyelidiki seluas mungkin segala sesuatu tentang ilmu. Sementara ilmu merupakan bagian /cabang pengetahuan yang memiliki ciri-ciri tertentu 10. Lewis White Beck Lewis White Beck menyebutkan bahwa filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan. 11. May Brodbeck Pakar filsafat ilmu asal Amerika Serikat yang hidup dari tahun 1917 sampai 1983 mendefinisikan “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” Dengan begitu menurutnya, “filsafat ilmu adalah analisis, deskripsi dan klarifikasi ilmu yang netral secara etis dan filosofis.” 12. Stephen Stephen menyatakan bahwa filsafat ilmu partama-tama mencoba menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalm proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, praanggapan-praanggaan metafisis, dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologis praktis, dan metafisika. Lihat Pengertian Hukum Dagang Menurut Para Ahli Dari pengertian pada ahli diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu sebuah sarana untuk memnggali lebih jau tentang ilmu pengetahuan. Tidak cukup hanya permukaannya saja, namun lebih menyentuk pada aspek yang benar – benar hakiki. Paling tidak ada tiga dimensi yang menjadi sasaran saat penerapan filsafat ilmu secara sempurna, yaitu pertama adalah dimensi Ontologis, dan kedua Epistomologis serta yang ketiga Aksiologis. Pada dimensi Ontologis menyentuh tenang hakikat ilmu, sedang pada Epistomologis menelusuri tentang cara mendapatkan pengetahuan dan Aksiologis mengulas tentang manfaat pengetahuan. Lihat Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli Demikian ulasan kami sampaikan pada kesempatan kali ini. Terkait dengan pengertian filsafat hukum menurut para ahli, termasuk ahli yang berasal dari negara Indonesia. Sampaikan saran dan kritik Anda pada kolom komentar yang ada di bawah ini. Dan jangan lupa “share” keteman – teman yang lain. Terima kasih sudah mampir. Gallery 12 Pengertian Filsafat Ilmu Menurut Para Ahli dan Kesimpulan
ArticlePDF Available AbstractEtymologically the word "science of hadith" is an absorption word from Arabic, "Ilmu al-hadith" which consists of two words, namely "science" and "hadith". If it refers to the meaning of hadith, it means that science studies or discusses everything that is based on the Prophet SAW, whether in the form of words, deeds, takrir or others. If you look at the outline, it is divided into two parts. First, the Science of Hadith History riwayah second, Imu Hadith Dirayat dirayah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. MUSHAF JOURNAL Jurnal Ilmu Al Quran dan Hadis Vol. 2 No. 3 Desember 2022, page 275-280 275 PENGANTAR ILMU HADIS DAN CABANG-CABANG ILMU HADIS Herin Supardi Mahasiswa Pascasarjana, Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas, Indonesia herinsupardi6 Abstract Etymologically the word "science of hadith" is an absorption word from Arabic, "Ilmu al-hadith" which consists of two words, namely "science" and "hadith". If it refers to the meaning of hadith, it means that science studies or discusses everything that is based on the Prophet SAW, whether in the form of words, deeds, takrir or others. If you look at the outline, it is divided into two parts. First, the Science of Hadith History riwayah second, Imu Hadith Dirayat dirayah. Keywords Introduction to Hadith Science, Branches of Hadith Science. Abstrak Secara Etimologis kata “ilmu hadits” merupakan kata serapan dari bahasa arab, “Ilmu al-hadits” yang terdiri atas dua kata, yaitu ”ilmu” dan “hadits”. Jika mengacu kepada pengertian hadits, berarti ilmu pengetahuan yang mengkaji atau membahas tentang segala yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupaperkataan, perbuatan, takrir maupun lainnya. Apabila dilihat kepada garis besarnya, terbagi dalam dua bagian. Pertama, Ilmu Hadits Riwayat riwayah kedua, Imu Hadits Dirayat dirayah. Kata Kunci Pengantar Ilmu Hadis, Cabang-Cabang Ilmu Hadis. Pendahuluan Umat Islam mengalami kemajuan pada zaman kalsik 650-1250. Dalam sejarah, puncak kemajuan ini terjadi pada sekitar tahun 650-1000 M. Pada masa ini telah hidup ulama besar, yang tidak sedikit jumlahnya, baik di bidang tafsir, hadits, fiqih, ilmu kalam, filsafat, tasawuf, sejarah maupun bidang pengetahuan lainnya Sa’adullah, 1996. Berdasarkan bukti histories ini menggambarkan bahwa periwayatan dan perkembangan pengetahuan hadits berjalan seiirng dengan perkembangan pengetahuan lainnya. Menatap prespektif keilmuan hadis, sungguh pun ajaran hadis telah ikut mendorong kemajuan umat Islam. Sebab hadits Nabi, sebagaimana halnya Al-Qur’an telah memerintahkan orang-orang beriman menuntut pengetahuan. Dengan demikian prespektif keilmuan hadits, justru menyebabkan kemajuan umat Islam. Bahkan suatu kenyataan yang tidak boleh luput dari perhatian, adalah sebab-sebab dimana al-Qur’an diturunkan. Bertolak dari kenyataan ini, Prof. A. Mukti Ali menyebutkan sebagai metode pemahaman terhadap suatu kepercayaan, ajaran atau kejadian dengan melihatnya sebagai suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan mutlak dengan waktu, temapat, kebudayaan, golongan dan lingkungan dimana kepercayaan, ajaran dan kejadian itu muncul. Dalam dunia pengetahuan tentang agama Islam, sebenarnya benih metode sosio-historis telah ada pengikutsertaan pengetahuan asbab al nuul sebab-sebab wahyu diturunakan untuk memahami al-Qur’an, dan asbab al-wurud sebab-sebab hadits diucapkan untuk memahami al-Sunnah. Meskipun asbab al-Nuzul dan asbab al –Wurud terbatas pada peristiwa dan pertanyaan yang mendahului nuzul turun Al-Qur’an dan wurud disampaikannya hadits, tetapi kenyataannya justru tercipta suasana keilmuan pada hadits Nabi SAW. Tak heran jika pada saat ini muncul berbagai ilmu hadits serta cabang-cabangnya untuk memahami hadits Nabi, sehingga As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam yang kedua dapat dipahami serta diamalkan oleh umat Islam sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Rasulullah. Artikel ini membahas tentang definisi ilmu hadits dan cabang-cabang ilmu hadits itu. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kepustakaan library reaserch M. Nazir mengungkapkan studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan 276 mengadakan studi penelaahan terhadap beberapa literature, atau refrensi buku-buku yang berkaitan dengan persoalan yang penulis angkat, dalam hal ini pelaksanaan pembelajaran di sekolah pad masa kebiasaan baru. M. Nazir, 1998. Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini data kualitatif yaitu jenis data yang menguraikan beberapa pendapat, konsep atau teori yang menggambarkan atau menyajikan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah pada masa kebiasan baru new normal, dengan demikian manfaat data adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan, dan untuk membuat kepetusan atau memecahkan persoalan, karena persoalan yang timbul pasti ada penyebabnya. Oleh karena itu memecahkan persoalan ditujukan untuk menghilang-kan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persoalan tersebut. Marwanto, 2013. Hasil dan Pembahasan Pengertian Ilmu Hadits Ilmu hadits adalah ilmu yang membahas kaidah-kaidah untuk mengetahui kedudukan sanad dan matan, apakah diterima atau ditolak. Menurut Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, ilmu hadits, yakni illmu yang berpautan dengan hadits, banyak ragam macamnya. Sebagai diketahui, banyak istilah untuk menyebut nama-nama hadits sesuai dengan fungsinya dalam menetapkan syariat Islam. Ada hadits shahih, hadits hasan, dan hadits dhoif. Masing-masing memiliki persyaratannya sendiri-sendiri. Persyaratan itu ada yang berkaitan dengan persambungan sanad, kualitas para periwayat yang dilalui hadits, dan ada pula yang berkaitan dengan kandungan hadits itu sendiri. Maka persoalan yang ada dalam ilmu hadits ada 2. Pertama berkaitan dengan sanad, kedua berkaitan dengan matan. Ilmu yang berkaitan dengan sanad akan mengantar kita menelusuri apakah sebuah hadits itu bersambung sanadnya atau tidak, dan apakah para periwayat hadits yang dicantumkan di dalam sanad hadits itu orang-orang terpercaya atau tidak. Adapun ilmu yang berkaitan denga matan akan membantu kita mempersoalkan dan akhirnya mengetahui apakah informasi yang terkandung di dalamnya berasal dari Nabi atau tidak. Misalnya, apakah kandungan hadits bertentangan dengan dalil lain atau tidak. Cabang-Cabang Ilmu Hadits Menurut Dr. Mustofa As-Siba’i bahwa terdapat disiplin ilmu yang lain dalam kajian tentang sunnah beserta penuturannya, pembelaannya, dan penelitian pangkall dan sumbernya. Abu Abdullah Al-Hakim dalam kitabnya Ma’rifatul Ulum Al-Hadits, merinci disiplin ini menjadi lima puluh dua bagian, dan al-Nawawi dalam kitabnya al-Taqrib, merincinya menjadi enam puluh lima bagian Musthafa, 1993. Menurut Anwar dalam bukunya Ilmu Mushthalah Hadits, dijelaskan bahwa ilmu hadits dibagi menjadi 2, yaitu Ilmu Dirayatul Hadits, atau Ilmu Ushulur Riwayah dan disebut juga dengan Ilmu Musthalah Hadits Menurut kata sebagian ulama Tahqiq, Ilmu Dirayatul Hadits adalah ilmu yang membahas cara kelakuan persambungan hadits kepada Shahibur Risalah, junjungan kita Muhammad SAW dari sikap perawinya, mengenai kekuatan hafalan dan keadilan mereka, dan dari segi keadaan sanad, putus dan bersambungnya, dan yang sepertinya. Muhammad Abu Zahwu dalam kitabnya Al-Haditsu wal Muhadditsun, memberikan definisi Ilmu Ushulur Riwayah atau Ilmu Riwayatul Hadits adalah ilmu yang membahas tentang hakikat periwayatan, syarat-syaratnya, macam-macamnya, hukum-hukumnya, dan keadaan perawi-perawinya dan syarat-syaratnya, macam-macam yang diriwayatkan dan hal-hal yang berhubungan dengan itu Anwar, 1981. Adapun obyek Ilmu Hadits Dirayah ialah meneliti kelakuan para rawi dan keadaan marwinya sanad dan matannya. Dari aspek sanadnya, diteliti tentang ke'adilan dan kecacatannya, bagaimana mereka menerima dan menyampaikan haditsnya serta sanadnya bersambung atau tidak. Sedang dari aspek matannya diteliti tentang kejanggalan atau tidaknya, sehubungan dengan adanya nash-nash lain yang berkaitan dengannya. Dalam penjelasannya, beliau mengatakan bahwa yang dimaksud dengan 1 hakikat periwayatan adalah menyampaikan berita dan menyandarkannya kepada orang yang menjadi sumber berita itu. 2 Syarat-syarat periwayatan adalah syarat-syarat perawi di dalam menerima hal-hal yang diriwayatkan oleh gurunya, apakah dengan jalan mendengar langsung atau dengan jalan ijazah, atau 277 lainnya. 3 Macam-macam periwayatan, apakah sanadnya itu bersambung-sambung atau putus dan sebagainya. 4 Hukum-hukumnya, artinya diterima atau ditolaknya apa yang diriwayatkannya itu. 5 Keadaan perawi dan syarat-syaratnya, yaitu adil tidaknya dan syarat-syarat menjadi perawi baik tatkala menerima hadits maupun menyampaikan hadits. 6 Macam-macam yang diriwayatkan, ialah apakah yang diriwayatkannya itu berupa hadits Nabi, atsar atau yang lain. 7 Hal-hal yang berhubungan dengan itu, ialah istilah-istilah yang dipakai oleh ahli-ahli hadits. Pemindahan hadits berdasarkan sanadnya kepada orang yang dinisbahkan dilakukan secara riwayat atau khabar dan selainnya. Syarat-syaratnya memindahkan hadits berdasarkan sanadadalah sebagi berikut Perawi menerima apa yang diriwayatkan kepadanya melalui salah satu dari cara meriwayatkan Hadis samada melalui pendengaran, pembentangan, ijazah atau sebagainya. Bagian-bagiannya Ittisal bersambung serta Ingqita' terputus dan sebagainya Al-Bayan, tth. Ilmu Riwayatul Hadits Ilmu Riwayatul Hadits ialah ilmu yang memuat segala penukilan yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, kehendak, taqrir ataupun berupa sifatnya. Menurut Syaikh Manna’ A-Qhaththan, obyek pembahasan ilmu riwayatul hadits sabda Rasulullah, perbuatan beliau, ketetapan beliau, dan sifat-sifat beliau dari segi periwayatannya secara detail dan mendalam. Faidahnya menjaga As-Sunnah dan menghindari kesalahan dalam periwayatannya Al-Khaththan, 2005. Sementara itu, obyek Ilmu Hadits Riwayah, ialah membicarakan bagaimana cara menerima, menyampaikan pada orang lain dan memindahkan atau membukukan dalam suatu Kitab Hadits. Dalam menyampaikan dan membukukan Hadits, hanya dinukilkan dan dituliskan apa adanya, baik mengenai matan maupun sanadnya. Adapun kegunaan mempelajari ilmu ini adalah untuk menghindari adanya kemungkinan yang salah dari sumbernya, yaitu Nabi Muhammad Saw. Sebab berita yang beredar pada umat Islam bisa jadi bukan hadits, melainkan juga ada berita-berita lain yang sumbernya bukan dari Nabi, atau bahkan sumbernya tidak jelas sama sekali Menurut Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Cabang-cabang besar yang tumbuh dari ilmu Hadits Riwayah dan Dirayah ialah Ilmu Rijalul Hadits Ialah ilmu yang membahas para perawi hadits, dari sahabat, dari tabi’in, maupun dari angkatan sesudahnya. Dengan ilmu ini kita dapat mengetahui, keadaan para perawi yang menerima hadits dari Rasulullah dan keadaan perawi yang menerima hadits dari sahabat dan seterusnya. Dalam ilmu ini diterangkan tarikh ringkas dari riwayat hidup para perawi, madzhab yang dipegangi oleh para perawi dan keadaan-keadaan para perawi itu menerima hadits. Contoh Telah mengabarkan kepada kami Amr bin Hisyam dia berkata; telah menceritakan kepada kami Makhlad dari Sufyan dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Amr bin Bujdan dari Abu Dzar, dia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Debu yang suci adalah alat wudlu bagi kaum muslim, walaupun ia tidak mendapatkan air selama sepuluh tahun. An-Nasai. Keterangan Kitab Thaharah, Bab beberapa salat dengan menggunakan satu tayamum, No. Hadist 320. Untuk melihat kesahihan sebuah hadis, kaidah ilmu hadis menyatakan bahwa yang pertama kali perlu di teliti adalah sanadnya. Bila sanadnya dinyatakan sahih, barulah matannya bias diperhatikan. Bila tidak maka matannya dipandang tidak sahih lagi. Untuk menguji kesahihan sanad di atas, berikut ini akan di teusuri identitas para perawinya, adapun jalur sanadnya adalah Nabi SAW → abi dzar→ amru bin bujdan → abi qilabah → ayub → Sufyan → mahlad → hisyam → An-Nasa’i. Ilmu Jarhi wat Ta’dil Ilmu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan kepada para perawi dan tentang penta’dilannya memandang adil para perawi dengan memakai kata-kata yang khusus tentang martabat kata-kata itu. Ilmu Jarhi wat Ta’dil dibutuhkan oleh para ulama hadits karena dengan ilmu ini akan dapat dipisahkan, mana informasi yang benar yang datang dari Nabi dan mana yang bukan. 278 Ilmu Fannil Mubhammat Ilmu fannil Mubhamat adalah ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut dalam matan, atau di dalam sanad. Di antara yang menyusun kitab ini, Al-Khatib Al Baghdady. Kitab Al Khatib itu diringkas dan dibersihkan oleh An-Nawawy dalam kitab Al-Isyarat Ila Bayani Asmail Mubhamat. Perawi-perawi yang tidak tersebut namanya dalam shahih bukhari diterangkan dengan selengkapnya oleh Ibnu Hajar Al-Asqallanni dalam Hidayatus Sari Muqaddamah Fathul Bari. Contoh Abu dawud meriwayatkan. Katanya menceritakan kepada kami musadad, katanya menceritakan kepada kami Abu Awanah dari manshur dari Rab’iy bin Hirasy dari imra’atihi istrinya dari ukhti saudara perempuan Hudzaifah, bahwa Rasulullah Saw. Bersabda “Wahai kaum wanita. Bukankah cukup bagi kalian menggunakan perak sebagai perhiasannya. Sungguh tiada seorang perempuan dari kalian yang memakai perhiasan emas untuk dipertontonkan kecuali ia akan disiksa karenanya.” Saudara perempuan Hudzaifah bin al-Yaman yang dimaksud diatas bernama Fathimah. Sebagian Khaulah. Istri Rab’i tidak diketahui namanya. Hal ini menjadikan hadis di atas dhaif lemah Solahudin, Agus Suyadi. 2009. Ilmu Ilalil Hadits Adalah ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata, yang dapat merusakkan hadits. Yakni menyambung yang munqathi’, merafa’kan yang mauquf, memasukkan suatu hadits ke dalam hadits yang lain dan yang serupa itu. Semuanya ini, bila diketahui dapat merusakkan hadits. Ilmu ini, ilmu yang berpautan dengan keshahihan hadits. Tak dapat diketahui penyakit-penyakit hadits, melainkan oleh ulama, yang mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang martabat-martabat perawi dan mempunyai malakah yang kuat terhadap sanad dan matan-matan hadits. Menurut Syaikh Manna’ Al-Qaththan bahwa cara mengetahui illah hadits adalah dengan mengumpulkan beberapa jalan hadits dan mencermati perbedaan perawinya dan ke dhabith an mereka, yang dilakukan oleh orang orang yang ahli dalam ilmu ini. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah hadits itu mu’tal ada illatnya atau tidak. Jika menurut dugaan penelitinya ada illat pada hadits tersebut maka dihukuminya sebagai hadits tidak shahih Al-Qaththan., tth. Contoh Dari Ibnu Juraij dari Imran bin Abi Anas dari Malik bin Ais al-Haddasan dari Abi zarr berkata Rasullulah SAW bersabda “ Pada Unta itu ada Sedekahnya, dan Kambing itu ada Sedekahnya , dan pada Lembu itu juga ada Sedekahnya, dam pada Gandum itu ada sedekah.” Ilmu Ghoriebil Hadits Ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan hadits yang sukar diketahui maknanya dan jarang diketahui oleh umum Yang dimaksudkan dalam ilmu haddits ini adalah bertujuan menjelaskan suatu hadits yang dalam matannya terdapat lafadz yang pelik, dan yang sudah dipahami karena jarang dipakai, sehingga ilmu ini akan membantu dalam memahami hadits tersebut. Contoh Ali bin Hafs dan bisyir bin muhammad menuturkan Abdullah Ma’mar dari Azzuhri dari salim dari Ibnu Umar menuturkan Nabi berkata kepada Ibnu Sayyad, “ aku menyembunyikan suatu hal bagimu”. Ibnu Sayyad “itu adalah Al-dukhu’. Nabi mengatakan duduklah engkau dengan hina,engkau tidak bisa melempaui batas kemampuanmu selaku dukun.” Umar berkata izinkanlah aku untuk memenggal lehernya! Nabi menjawab “biarkan Dia,jika dia memang dajjal,kamu tidak bisa meladeninya dan kalaulah dia bukan dajjal,tak ada kebaikan bagimu membunuhnya’’. Yang menurut sebagian ulama kata yang terdapat Gharib disini adalah Ad-dukhu. Dimana menurut Al-jauhari kata ini memilki makna asap,namun ada pendapat yang mengatakan bahwa itu adalah tumbuh-tumbuhan bahkan jima. Namun berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-turmudzi bahwa itu adalah Asap dimana hal itu dikuatkan karena Rasulullah Menyebutkan Al-qur’an surat Ad-dukhon ayat 10. Hadis ini sahih hasan. 279 Ilmu Nasikh wal Mansukh Adalah ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah dimansukhkan dan menasikhkannya. Apabila didapati sesuatu hadits yang maqbul tak ada perlawanan, dinamailah hadits tersebut muhkam. Dan jika dilawan oleh hadits yang sederajat, tapi mungkin dikumpulkan dengan tidak sukar maka hadits itu dinamai muhtaliful hadits. Jika tidak mungkin dikumpul dan diketahui mana yang terkemudian, maka yang terkemudian itu dinamai nasikh dan yang terdahulu dinamai mansukh. Ilmu Talfiqil hadits Yaitu ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antar hadits yang berlawanan lahirnya. Dikumpulkan itu ada kalanya dengan mentahsikhkan yang amm, atau mentaqyidkan yang mutlak, atau dengan memandang banyak kali terjadi. Ilmu Tashif wat Tahrif Yaitu ilmu yang menerangkan tentang hadits-hadits yang sudah diubah titiknya dinamai mushohaf, dan bentuknya dinamai muharraf. Ilmu Asbabi Wurudil Hadits Yaitu ilmu yang membicarakan tentang sebab-sebab Nabi menuturkan sabda beliau dan waktu beliau menuturkan itu. Menurut Prof Dr. Zuhri ilmu Asbabi Wurudil Hadits dalah ilmu yang menyingkap sebab-sebab timbulnya hadits. Terkadang, ada hadits yang apabila tidak diketahui sebab turunnya, akan menimbulkan dampak yang tidak baik ketika hendak diamalkan Zuhri. 2005. Disamping itu, ilmu ini mempunyai fungsi lain untuk memahami ajaran islam secara komprehensif. Asbabul Wurud dapat juga membantu kita mengetahui mana yang datang terlebih dahulu di antara dua hadits yang “Pertentangan”. Karenanya tidak mustahil kalau ada beberapa ulama yang tertarik untuk menulis tema semacam Abu Hafs Al- Akbari 380-456H, Ibrahim Ibn Muhammad Ibn Kamaluddin, yang lebih dikenal dengan Ibn hamzah Al-Husainy Al-Dimasyqy 1054-1120H dengan karyanya Al-Bayan Wa Al Ta’rif Fi Asbab Wurud Al- hadits Al-Syarif. Ilmu Mukhtalaf dan Musykil Hadits Yaitu ilmu yang menggabungkan dan memadukan antara hadits yang zhahirnya bertentangan atau ilmu yang menerangkan ta’wil hadits yang musykil meskipun tidak bertentangan dengan hadits lain. Oleh sebagaian ulama dinamakan dengan “Mukhtalaf Al-Hadits” atau “Musykil Al-Hadits”, atau semisal dengan itu. Ilmu ini tidak akan muncul kecuali dari orang yang menguasai hadits dan fiqih Al-Qaththan., tth. Kesimpulan Secara Etimologis kata “ilmu hadits” merupakan kata serapan dari bahasa arab, “Ilmu al-hadits” yang terdiri atas dua kata, yaitu ”ilmu” dan “hadits”. Jika mengacu kepada pengertian hadits, berarti ilmu pengetahuan yang mengkaji atau membahas tentang segala yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupaperkataan, perbuatan, takrir maupun lainnya. Apabila dilihat kepada garis besarnya, terbagi dalam dua bagian. Pertama, Ilmu Hadits Riwayat riwayah kedua, Imu Hadits Dirayat dirayah. Cabang-cabang Ilmu Hadits meliputi, Ilmu hadits Riwayah, . Ilmu Jarh Wa Ta’dil, ’Ilmu Ilal Al-Hadits, Ilmu Ghorib Al-Hadits, Ilm Mukhtalif Al-Hadits, Ilmu Nasikh wa Mansukh, Ilmu Fann Al-Mubhamat, Ilmu Asbab Wurud Al-Hadits, Ilmu tashif wa Tahrif, Imu Mushalah Al-Hadits, Imu Tarikh al_Ruwah. Daftar Pustaka Hasbi ash-Shidiqi, Tengku Muhammad. 2009,sejarah dan pengantar Ilmu Hadits, Semarang Pustaka Rizki Putra. Jalal al-Din Abd al- Rahman ibn Abi bakr al-RAwi fi Syarh Taqrib an-Nawawi, jilid 1, Beirut Dar al-Fikr. Khon, Majid Ulumul Hadits, Jakarta Amzah. 280 Ranuwijaya,Utang. 1997. Ilmu hadits. Jakarta Raja g rafindo persada Sahrani, Sohari . 2010. Ulumul Hadits, Bogor Ghalia indonesia. Suyitno. 2013 , Studi Ilmu-Ilmu Hadits, Yogyakarta Idea press. Suparta, Munzier. 2011. Ilmu hadits. Jakarta Rajawali pers. Qadir Hasan, Ahmad. 2002. Ilmu Mushthalah Hadits, Bandung Diponegoro. Assa’idi,Sa’ Pustaka Pelajar Al-Siba’ dan Peranannya dalam Penetapan Hukum Pustaka Firdaus Anwar, Mushthalah Al-Ikhlas. Al-Bayan, Shahih Kajian Al-Quran dan Sains UIN Malang. Al-Khaththan, Syaikh Manna’. Ilmu Pustaka Al-Kautsar Ash-Shiddieqy,Tengku Muhammad dan Pengantar Ilmu PT. Pustaka Rizki Putra. Zuhri. Nabi Telaah Historis dan PT Tiara Wacana Yogya. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this hadits. Jakarta Rajawali persMunzier SupartaSuparta, Munzier. 2011. Ilmu hadits. Jakarta Rajawali Qadir HasanQadir Hasan, Ahmad. 2002. Ilmu Mushthalah Hadits, Bandung Pustaka Pelajar Al-Siba' dan Peranannya dalam Penetapan Hukum IslamAssa'idiSaAssa'idi,Sa' Pustaka Pelajar Al-Siba' dan Peranannya dalam Penetapan Hukum Pustaka Firdaus Anwar, Mushthalah Kajian Al-Quran dan Sains UIN MalangShahih Al-BayanBukhoryAl-Bayan, Shahih Kajian Al-Quran dan Sains UIN Al-KhaththanMannaAl-Khaththan, Syaikh Manna'. Ilmu Pustaka Al-Kautsar
Semuaaspek kehidupan tercangkup dalam muatan ilmu teknik sipil. Perbedaan dari arsitek, terletak pada posisi ahli teknik sipil dalam sebuah proyek. Seorang Arsitek memberikan suatu rancangan atau ide yang di tuahkan melalui Design. Hasil rancangan tersebut diserahkan selanjutnya kepada staf ahli bidang teknik sipil untuk pelaksanaan pembangunan.