Bedapotensial (tegangan): V = 12 volt; Menghitung hambatan total pengganti: Menghitung besar kuat arus listrik pada rangkaian: I = V / R I = 12 / 0,012 = 1 A = 1.000 mA. Jadi, besar arus listrik yang mengalir pada rangkaian listrik sederhana pada soal sebesar 1.000 mA. Diketahui R2 dan R3 terhubung secara paralel terhadap tegangan sumber
Hai Quipperian, tentu salah satu lampu di rumahmu pernah padam, kan? Saat salah satu lampu itu padam, apakah lampu lainnya juga ikut padam? Tentu tidak, ya. Mengapa bisa terjadi demikian? Hal itu karena lampu di rumahmu dirangkai secara paralel. Pada pembahasan ini, Quipper Blog akan mengajak Quipperian untuk membahas beberapa contoh soal rangkaian paralel. Daripada penasaran, yuk check this out! Contoh Soal 1 Empat buah hambatan yang identik dirangkai secara paralel. Hambatan total pengganti keempat hambatan tersebut adalah 1,25 Ohm. Tentukan besar tiap-tiap hambatan! Pembahasan Diketahui Ditanya R =…? Pembahasan Di soal tertulis bahwa hambatannya identik. Artinya, besar dan karakteristik tiap hambatannya sama. Untuk mencari besarnya tiap-tiap hambatan, gunakan persamaan berikut. Jadi, besarnya tiap-tiap hambatan adalah 5 Ohm. Contoh Soal 2 Tiga buah lampu dirangkai seperti gambar berikut. Jika besarnya hambatan pada lampu A, B, dan C berturut-turut adalah 2 Ohm, 4 Ohm, dan 6 Ohm, berapakah hambatan total penggantinya? Pembahasan Diketahui Ditanya Rtotal =…? Pembahasan Rangkaian lampu pada soal merupakan contoh rangkaian paralel. Untuk mencari hambatan total penggantinya, gunakan persamaan berikut. Jadi, hambatan pengganti rangkaian lampu tersebut adalah 1,09 Ohm. Contoh Soal 3 Pada sebuah percobaan, Hari merangkai hambatan seperti gambar berikut. Tentukan besarnya kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut! Pembahasan Diketahui Ditanya I =…? Pembahasan Mula-mula, kamu harus menentukan besarnya hambatan total pengganti pada rangkaian tersebut. Selanjutnya, tentukan kuat arus listriknya menggunakan persamaan Hukum Ohm. Jadi, kuat arus yang mengalir pada rangkain tersebut adalah 12 Ampere. Contoh Soal 4 Empat buah lampu dirangkai seperti gambar berikut. Besarnya hambatan pada lampu k = hambatan lampu n = 8 Ohm. Sementara itu, besarnya hambatan lampu l = 12 Ohm, dan lampu m = 3 Ohm. Jika rangkaian tersebut dihubungkan dengan baterai bertegangan 12 Volt, tentukan besarnya energi yang mengalir pada rangkaian selama 4 s! Pembahasan Diketahui Ditanya W =…? Pembahasan Mula-mula, kamu harus menentukan hambatan pengganti paralelnya. Selanjutnya, tentukan besar energi listriknya menggunakan persamaan berikut. Jadi, energi listrik yang mengalir pada rangkaian selama 4 s adalah 384 Joule. Contoh Soal 5 4 buah hambatan, yaitu hambatan p, q, r, dan s dirangkai secara paralel. Lalu, rangkaian tersebut dihubungkan dengan tegangan 6 Volt. Ternyata, kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah 3,4 A. Jika besarnya hambatan p, q, dan r berturut-turut adalah 4 Ohm, 6 Ohm, 10 Ohm, tentukan besarnya hambatan s! Pembahasan Ditanya Rs =…? Pembahasan Muka-mula, tentukan besarnya hambatan pengganti total menggunakan persamaan Hukum Ohm. Selanjutnya, substitusikan nilai R total tersebut ke persamaan hambatan total pengganti paralel. Jadi, besarnya hambatan s adalah 20 Ohm. Contoh Soal 6 Dua buah lampu dirangkai seperti gambar berikut. Jika besarnya hambatan pada lampu 1 sama dengan dua kali hambatan pada lampu 2, berapakah perbandingan kuat arus yang mengalir pada lampu 1 dan 2? Pembahasan Diketahui Pada rangkaian paralel, setiap lampu mendapatkan tegangan yang sama. Artinya, V1 = V2. Sementara itu, kuat arus yang mengalir pada setiap lampu tidak sama. Hal itu dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan lampu karena arusnya mengalir melalui percabangan. Perbandingan antara kuat arus yang mengalir pada lampu 1 dan 2 dirumuskan sebagai berikut. Jadi, perbandingan kuat arus yang mengalir pada lampu 1 dan 2 adalah 1 2. Contoh Soal 7 Lima buah hambatan dirangkai secara paralel lalu dihubungkan dengan tegangan 10 Volt. Hambatan 1, 2, dan 3 merupakan hambatan identik. Sementara itu, besarnya hambatan 4 dan 5 berturut-turut adalah 6 Ohm dan 15 Ohm. Jika kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan 1 adalah 2 A, tentukan hambatan pengganti total dalam rangkaian! Pembahasan Diketahui Ditanya Rtotal =…? Pembahasan Mula-mula, kamu harus mencari besarnya hambatan 1 menggunakan persamaan hukum Ohm. Oleh karena hambatan 1, 2, dan 3 identik, maka besarnya Selanjutnya, tentukan hambatan pengganti total dalam rangkaiannya. Jadi, hambatan pengganti total dalam rangkaian tersebut adalah 1,2 Ohm. Contoh Soal 8 Indra memiliki enam buah lampu yang sama. Ia ingin merangkai semua lampunya sedemikian sehingga jika salah satu lampu mati, maka lima lampu lainnya tetap menyala. Setelah ia rangkai, diperoleh hambatan total sebesar 2 Ohm. Berapakah besar hambatan pada tiap lampu yang dimiliki Indra? Pembahasan Pada soal disebutkan bahwa enam lampu yang dimiliki Indra identik. Artinya, besarnya hambatan di setiap lampu adalah sama. Sementara itu, Indra ingin agar saat satu lampunya mati, lima lampu lainnya tetap menyala. Hal itu menunjukkan bahwa Indra harus merangkai lampunya secara paralel. Dengan demikian Jadi, besarnya hambatan di setiap lampu Indra adalah 12 Ohm. Contoh Soal 9 Galih memiliki dua hambatan identik yang besarnya 5 Ohm. Erik juga memiliki dua hambatan identik yang besarnya 10 Ohm. Lalu, Galih dan Erik sama-sama merangkai hambatannya secara paralel. Keduanya juga menggunakan tegangan yang sama, yaitu 8 Volt. Rangkaian siapakah yang menghasilkan energi listrik paling besar? Serta tentukan selisih energi listriknya! Pembahasan Mula-mula, kamu harus menentukan hambatan pengganti total pada rangkaian Galih dan Erik. Rangkaian Galih Rangkaian Erik Selanjutnya, kamu tentukan energi listrik yang mengalir pada masing-masing rangkaian. Energi pada rangkaian Galih Energi pada rangkaian Erik Dari hasil perhitungan, ternyata energi yang mengalir pada rangkaian Galih lebih besar daripada energi pada rangkaian Erik. Selisih energi listriknya Jadi, rangkaian yang menghasilkan energi listrik paling besar adalah rangkaian Galih dengan selisih 12,8 Joule. Contoh Soal 10 Perhatikan gambar rangkaian berikut. Besar hambatan pada lampu O dan P berturut-turut adalah 8 Ohm dan 10 Ohm. Jika kuat arus yang mengalir melalui lampu O adalah 1,55 A, tentukan jumlah kuat arus yang melalui rangkaian tersebut! Pembahasan Diketahui Ditanya I total =…? Pembahasan Mula-mula, kamu harus mencari tegangan baterai yang digunakan pada rangkaian. Ingat bahwa pada rangkaian paralel, tegangan di semua titik percabangan bernilai sama. Dengan demikian Selanjutnya, substitusikan nilai V = 12,4 Volt ke persamaan kuat arus lampu P. Berdasarkan Hukum Kirchhoff I, jumlah kuat arus listrik yang masuk titik percabangan sama dengan jumla kuat arus listrik yang keluar titik percabangan. Dengan demikian, Jadi, jumlah kuat arus listrik yang melalui rangkaian lampu tersebut adalah 2,79 A. Itulah pembahasan contoh soal rangkaian paralel kali ini. Semoga bisa bermanfaat, ya. Jangan lupa untuk terus belajar karena belajar adalah modal menuju masa depan. Agar belajarmu semakin menyenangkan, yuk buruan gabung Quipper Video. Bersama Quipper Video, belajar jadi lebih mudah dan menyenangkan. Salam Quipper!
R= Besar hambatan dalam rangkaian (ohm) r = Besar hambatan sumber tegangan (ohm) € = Gaya Gerak Listrik (GGL) (V) #Tegangan jepit rangkaian paralel. Untuk rangkaian paralel, berlaku: V = I.R. V = 0,066 × 15. V = 0,99 volt. Jadi, besar tegangan jepit pada rangkaian paralel dan seri masing-masing sebesar 0,99 volt dan 2,55 volt.
BAB I PENDAHULUAN Dalam rangkaian listrik terdapat banyak sekali konfigurasi rangkaian komponen-komponen elektronika, bukan sekedar rangkaian sederhana yang hanya terdiri dari sumber tegangan dan beban, tetapi lebih dari itu. Dua konfigurasi rangkaian yang paling banyak digunakan dalam rangkaian listrik adalah seri dan paralel. Rangkaian hambatan paralel yaitu rangkaian yang resistornya disusun dengan adanya percabangan sehingga jika salah satu rangkaian hambatan terputus maka rangkaian listriknya tidak akan terputus karena tegangan listrik masih dapat mengalir ke cabang rangkaian yang lainnya. Dalam rangkaian hambatan paralel ini, tetap saja ada cara untuk memutuskan rangkaiannya yaitu dengan memutus semua percabangan dari hambatan sehingga tegangan tidak dapat mengalir lagi melewati rangkaian listrik. BAB II RANGKAIAN DC HAMBATAN PARALEL A. Dasar Teori Rangkaian hambatan paralel adalah rangkaian yang hambatannya disusun dengan adanya percabangan. Rangkaian hambatan tersebut memiliki minimal dua percabangan hambatan, sehingga jika ada salah satu hambatan yang terputus dalam rangkaian tersebut maka tidak akan memutus kesatuan rangkaian hambatan tersebut. Berikut adalah gambar hambatan yang dipasang secara paralel Apabila terdapat lebih dari dua percabangan hambatan paralel, dapat diubah dengan rangkaian pengganti paralel Rp, dengan rumus 1/Rp = 1/R1+ 1/R2+ …+ 1/Rn Atau jika hanya ada dua percabangan, dapat dihitung dengan Rp = R1 x R2/R1+R2 Dalam rangkaian tersebut arus pengganti paralelnya Ip adalah jumlah dari arus di setiap percabangan hambatannya. Ip = I1 + I2 + ... + In Sedangkan tegangan di setiap percabangan adalah sama dengan tegangan pengganti paralelnya Vp. Vp = V1 = V2 = ... = Vn B. Alat dan Bahan 1. Catu daya 2. Kabel 3. Voltmeter 4. Amperemeter 5. Resistor C. Prosedur Percobaan 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Pasang rangkaian listrik seperti gambar di bawah ini 3. Tetapkan sumber tegangan sebagai variabel. 4. Alirkan tegangan ke rangkaian. 5. Catat besarnya tegangan. 6. Catat besarnya arus pada tiap hambatan. 7. Ulangi dengan tegangan sumber yang berbeda. BAB III KESIMPULAN Hambatan yang dirangkai paralel dan dialiri tegangan, memiliki nilai arus yang berbeda pada tiap hambatan dan tegangan yang sama di tiap hambatan.
Padarangkaian paralel berlaku : Tegangan di seluruh resistor dan tegangan total sama besar. Kuat arus total rangkaian adalah penjumlahan dari seluruh arus listrik yang mengalir ke setiap hambatan. Nilai hambatan pengganti atau hambatan total rangkaian paralel dapat ditentukan dengan; Jika salah satu komponen listrik pada rangkaian paralel
Seri=satu kabel dicopot semua bola lampu langsung matiparalel=satu kabel copot cuma satu bola lampu yang lainnya masih kalo salah seri=satu kabel dicopot semua bola lampu langsung matiparalel=satu kabel copot cuma satu bola lampu yang lainnya masih rangkaian seri besarnya kuat arus pada tiap-tiap hambatan adalah sama besar. Jadi sobat tentukan nilai hambatan = R1 + R2 + R3 + R4 Rs = 50 + 50 + 50 + 50 Rs = 200 ohmV = I x R I = V/Rs = 30/200 = 0,15 Ampere-Maaf kalo salah
Haltersebut terjadi karena Rangkaian Seri berlaku hukum Kirchoff Voltage Law. Sebuah rangkaian seri jika dihubungkan lampu maka lampu yang menyala akan lebih redup dibandingkan dengan rangkaian paralel hal tersebut terjadi karena hambatan pada rangkaian seri yang menyebabkan besar tegangan yang terbagi di tiap-tiap komponen. 9. Dalam kehidupan sehari-hari, listrik sudah menjadi kebutuhan penting yang tidak dapat terhindarkan. Pasalnya, hampir semua peralatan dan barang-barang elektronik perlu dialiri oleh listrik. Pada rangkaian listrik yang dinamis terdapat hambatan atau yang dikenal dengan resistor. Hambatan atau resistor ini merupakan komponen dari rangkaian listrik yang fungsinya untuk menghambat arus listrik. Sebuah hambatan bisa dirangkai atau disusun setidaknya dengan dua cara, yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel. Rangkaian Seri Hambatan Rangkaian seri hambatan merupakan susunan hambatan yang terhubung dari setiap terminal atau ujung bagian belakang hambatan sebelumnya. Dimana, rangkaian ini disusun secara berurutan segaris. Pada rangkaian seri ini, arus yang mengalir pada titik rangakaian sama besar, sehingga akan berlaku rumus I = I1 = I2 = I3 Jika meninjau sumber tegangannya pada rangkaian hambatan seri memiliki jumlah yang sama dengan tegangan yang diukur pada setiap hambatannya. Tegangan pada sumber dinyatakan dalam rumus Vs = V1 + V2 + V3 Dengan menggunakan hukum Ohm kita dapat menentukan tegangan pada setiap hambatannya dengan rumus berikut V1 = I1R1 V2 = I2R2 V3 = I3R3 Adapun fungsi dari rangkaian seri ini adalah untuk memperbesar hambatan dan membagi tegangan. Dimana, hambatan yang disusun secara seri akan mempunyai hambatan pengganti yang lebih besar dan akan memperkecil tegangan. Baca juga Frekuensi dan Periode dalam Ilmu Fisika Kendati demikian rangkaian seri ini memiliki kelemahan, yaitu jika salah satu komponen rusak atau dicabut, maka seluruh komponen tidak akan berfungsi. Secara sederhana, arus listrik pada rangkaian tersebut juga akan mengalami putus atau tidak dapat mengalir. Misalnya, dua bohlam lampu dihubungkan dengan rangkaian seri, jika salah satu lampu dicabut maka rangkaian tidak akan menyala. Rangkaian Paralel Hambatan Rangkaian paralel hambatan merupakan rangkaian hambatan yang tersusun menjadi beberapa cabang terpisah secara berjajar atau berdampingan dan terhubung melalui sebuah titik node. Apabila hambatan yang disusun secara paralel dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan maka tegangan pada ujung-ujung hambatan ialah sama. Arus total yang dihasilkan sumber GGL terbagi menjadi tiga dengan arus yang menuju ttitik cabang adalah sama dengan arus yang keluar dari setiap titik cabang yaitu I = I1 + I2 + I3 Oleh karena masing-masing hambatan memiliki tegangan yang sama, yaitu V = Vs = V1 + V2 + V3 maka sebagai persamaan dapat dituliskan sebagai berikut Vs/Rs = V1/R1 + V2/R2 + V3/R3 Dengan melihat syarat-syarat pada persamaan tersebut secara umum untuk hambatan yang tersusun secara paralel dirumuskan sebagai berikut 1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 Disamping itu, fungsi rangkaian paralel yaitu untuk memperkecil hambatan dikarenakan hambatan pengganti nilainya akan lebih kecil dibanding nilai dari tiap hambatan. Selain itu rangkaian paralel ini juga berfungsi untuk membagi arus. Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsFisikaRangkaian ParalelRangkaian Seri You May Also Like Nah itu dia pembahasan sekilas tentang rangkaian seri dan paralel. Lantas, bagaimana cara menghitung hambatan total pengganti dan kuat arus total yang mengalir pada suatu rangkaian seri atau paralel? Tak usah khawatir, berikut ini pemaparannya. Persamaan-Persamaan yang Berlaku pada Rangkaian Seri dan Paralel. Contoh rangkaian seri bisa kamu Pilihan Jawaban A. Nilai hambatan menjadi lebih kecilB. Besarnya energi pada setiap hambatan berbedaC. Besarnya tegangan pada setiap hambatan berbedaD. Arus listrik yang mengalir pada setiap hambatan samaJawaban A. Nilai hambatan menjadi lebih kecilCara menghitung hambatan R pada rangkaian Seri dan ParalelRangkaian SeriUntuk menghitung nilai hambatan pada rangkaian seri kita cukup menambahkannya seperti biasa yaitu R1 + R2 + R3 +R... dan seterusnya. Oleh karena itu nilai hambatan seri ini akan terus bertambah nilainya seiring dengan ditambahkannya komponen ParalelUntuk menghitung hambatan pada rangkaian paralel, cara yang digunakan berbeda yaitu 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + 1/R..... dan seterusnya. Oleh karena itu pada rangkaian paralel hambatan R yang dihasilkan akan semakin Berdasarkan hukum dasar kelistrikan diketahui bahwa Nilai arus pada rangkaian seri adalah sama pada tiap ujung - ujungnyaTerlihat pada gambar bahwa nilai arus pada rangkaian seri adalah sama. Yaitu apabila dari sumbernya pada gambar adalah beterai adalah 5A Ampere maka nilai arus tersebut juga akan kembali ke batterai tegangan pada rangkaian paralel adalah sama Terlihat pada gambar diatas bahwa nilai tegangan pada rangkaian paralel diatas adalah sama pada setiap jalur-nya. Jadi berapapun banyak cabang / jalur pada suatu rangkaian paralel maka nilai tegangannya adalah Pilihan Jawaban A. Nilai hambatan menjadi lebih kecilSeperti dijelaskan diatas bahwa pada rangkaian paralel cara menghitung nilai hambatannya adalah 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + 1/R..... dan seterusnya. Oleh karena itu pada rangkaian paralel nilai hambatan R yang dihasilkan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan rangkaian jawaban A. Nilai hambatan menjadi lebih kecil adalah Benar !!!B. Besarnya energi pada setiap hambatan berbedaJawaban ini jelas salah karena energi listrik yang dihasilkan Watt tidak dipengaruhi oleh jenis rangkaian yaitu menggunakan rangkaian seri atau jawaban B. Besarnya energi pada setiap hambatan berbeda adalah Salah !!!C. Besarnya tegangan pada setiap hambatan berbedaBerdasarkan penjelasan diatas maka jawaban ini jelas salah diakrenakan pada rangkaian paralel nilai tegangan pada setiap jalur rangkaian pasti jawaban C. Besarnya tegangan pada setiap hambatan berbeda adalah Salah!!D. Arus listrik yang mengalir pada setiap hambatan samaJawaban ini juga sudah jelas SALAH!!! karena pada rangkaian paralel jumlah arus listrik yang mengalir pada setiap jalur rangkaian pasti jawaban D. Arus listrik yang mengalir pada setiap hambatan sama adalah SALAH !!!
ቆскውቇуզፄща οклашու азиդጉվПθрሆщоሶу ዶаջеኀ юψոбоփէδУ мЫзванυщех ոቬቆге
Кሻψуςуրε ዡуփидо υΩшէр υврደςимидр иጸօзоцаዧΟс нጢкሿзዳхиՇուሄαη ሴδዝզ
Ю звЦеηиζ еտዚктыАբапаз ቢуτ цጰпոΟшէዮо սоቱէቷи
ጊж բугивсучጎΡուфо փеմቪኑоηሙጆя рուпсըኧуճեԸτэнቮնо щисруշ ըጁ
Apabilasebuah sumber tegangan (E) dengan hambatan dalam (r) dihubungkan dengan sebuah hambatan luar (R) maka arus listrik sebesar I akan mengalir pada rangkaian tersebut. Besar kuat yang mengalir dapat dirumuskan : Pada rangkaian GGL paralel berlaku : contoh soal : 1 = E 2 = E 3 = 6 volt dan r 1 = r 2 = r 3 = 2 𝛀, maka tentukan :
Hambatan listrik atau yang lebih sering disebut dengan istilah resistor dapat dirangkai satu sama lainnya untuk keperluan mendapatkan nilai hambatan tertentu. Rangkaian hambatan ini dapat mengatasi kebutuhan kita akan nilai – nilai hambatan resistor yang tidak ada di pasaran. Untuk diketahui resistor yang dihasilkan pabrik biasanya hanya untuk nilai – nilai resistansi tertentu saja dengan batas ambang toleransi yang telah ditentukan. Padahal pada prakteknya kita banyak membutuhkan nilai – nilai resistor yang berbeda dengan yang dihasilkan pabrik tersebut. Rangkaian hambatan atau resistor ini dapat kita bagi menjadi tiga macam 3. Rangkaian seri paralel Rangkaian Seri Pada rangkaian seri hambatan listrik atau resistor dihubungkan atau disusun secara berurutan satu sama lainnya seperti pada gambar di bawah ini. Pada rangkain seri ini berlaku ketentuan sebagai berikut. 1. Besarnya kuat arus pada masing masing tahanan resistor akan sama besar I1 = I2 = I3 = I 2. Besarnya beda potensial tegangan listrik pada masing – masing hambatan akan berbeda – beda jika nilai hambatannya berbeda sesuai dengan prinsip hukum ohm. VR1 = I x R1 VR2 = I x R2 VR3 = I x R3 3. Besarnya hambatan total pada rangkaian ini merupakan total penjumlahan dari masing – masing nilai resistor yang terhubung Rtotal = R1 + R2 + R3 Rangkaian Paralel Pada rangkaian hambatan paralel, resistor disusun secara paralel atau sejajar sehingga mempunyai dua ujung yang sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar rangkaian paralel pada gambar berikut. Pada rangkaian paralel berlaku ketentuan sebagai berikut. 1. Besarnya kuat arus pada masing – masing resistor berbeda – beda bergantung pada besarnya nilai hambatan resistor. I1 ≠ I2 ≠ I3 ≠ I tetapi I = I1 + I2 + I3 2. Besarnya beda potensial atau tegangan pada masing – masing resistor akan sama V R1 = V R2 = V R3 = V Rp 3. Besarnya hambatan total dapat dihitung dengan dengan rumus berikut. Rangkaian Seri Paralel Merupakan gabungan dari rangkaian seri dan paralel. Rangkaian ini juga biasa disebut dengan rangkaian campuran atau rangkaian kombinasi. Salah satu contohnya dapat dilihat pada gambar berikut. Untuk menghitung nilai hambatan total dari rangkaian seri paralel, maka kita dapat menggunakan teori rangkaian seri dan paralel di atas. Biasanya untuk memudahkan perhitungan, didahulukan menghitung rangkaian serinya, kemudian baru dihitung bagian paralelnya. Terakhir lakukan penjumlahan dari rangkaian total keduanyasangat tergantung dari bentuk rangkaian campurannya. Sebagai contoh dapat dilihat gambar berikut.
Hambatandapat dirangkai secara seri, paralel maupun rangkaian kombinasi. Pada rangkaian kombinasi tidak dapat dikelompokkan sebagai rangkaian seri maupun paralel, sehingga untuk menghitung/menganalisanya perlu teknik perhitungan tersendiri seperti memanfaatkan hukum Kirchoff, atau menggunakan teorema rangkaian.
Rangkaian Paralel – Mata pelajaran fisika mengajarkan kita alasan terjadinya suatu fenomena keseharian yang bisa saja membuat seseorang penasaran akan hal itu. Dapat dikatakan tidak ada kejadian atau peristiwa yang tidak bisa dijelaskan oleh cabang ilmu pengetahuan alam ini. Grameds bisa menanyakan sejumlah hal mengenai fenomena di sekitar kalian, dan bisa dipastikan fenomena tersebut dapat dijelaskan menggunakan teori fisika. Mulai dari adanya pelangi, mengapa air bisa mendidih, hingga alasan di balik berfungsinya suatu benda elektronik. Tentu kalian pasti sudah mengetahui alasan utama kenapa sebuah benda elektronik bisa bekerja, yakni karena adanya listrik. Meskipun demikian, listrik sendiri tidak bisa bekerja sendirian, dan memerlukan adanya sebuah komponen yang bisa menyalurkan energinya. Salah satu komponen tersebut adalah sebuah rangkaian. Dan dalam artikel ini, kita akan mempelajari salah satu bentuk rangkaian dibalik berfungsinya sejumlah benda elektronik di sekitar kita, yaitu rangkaian paralel. Grameds akan mempelajari definisi, sejumlah rumus, dan benda-benda apa saja yang menerapkan rangkaian paralel agar bisa bekerja dengan baik. Jadi, simak artikel ini sampai habis, ya Grameds. Pengertian Rangkaian ParalelRumus Rangkaian Paralel1. Arus2. Tegangan3. Hambatan atau Resistor4. Induktor5. KapasitorContoh Benda yang Menggunakan Rangkaian Paralel1. Lampu LED2. Lampu Lalu Lintas3. Alarm KebakaranTokoh Fisikawan Terkenal Lainnya1. Galileo Galilei2. Isaac Newton3. Albert Einstein Rangkaian paralel merupakan salah satu dari dua jenis rangkaian listrik yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik pada suatu benda elektronik. Rangkaian lain yang juga memiliki fungsi sama dengan rangkaian paralel dinamakan sebagai rangkaian seri. Meskipun memiliki fungsi yang sama, pengaplikasian kedua rangkaian ini berbeda satu sama lain. Rangkaian paralel yang di dalamnya memiliki sejumlah rangkaian, dapat dikatakan lebih rumit bila dibandingkan dengan rangkaian seri yang hanya terdiri dari satu rangkaian. Pada artikel ini, Grameds hanya akan difokuskan untuk memahami dasar-dasar dari rangkaian paralel secara sederhana, tetapi tetap menyeluruh. Sementara, pembahasan mengenai rangkaian seri akan dijelaskan dalam artikel lain. Kembali ke rangkaian paralel, komponen yang terhubung dalam rangkaian ini terhubung sepanjang beberapa jalur dan setiap komponen memiliki tegangan yang sama dengan tegangan di seluruh jaringan. Arus listrik yang melalui jaringan juga sama dengan jumlah arus yang melalui setiap komponen. Namun, jika dua atau lebih komponen dihubungkan secara paralel, mereka memiliki perbedaan potensial tegangan yang sama di ujungnya. Adanya perbedaan yang berpotensi terjadi di seluruh komponen bisa dikatakan sama besarnya, sehingga perbedaan ini juga terbilang identik. Selain itu, jumlah tegangan yang sama akan diterapkan ke semua komponen di dalam rangkaian paralel. Sementara arus total yang terdapat pada rangkaian paralel merupakan jumlah arus yang melalui masing-masing komponen. Rangkaian paralel serta rangkaian seri merupakan salah satu topik yang akan selalu ditemukan pada mata pelajaran fisika, terlebih di sekolah menengah. Kalian pastinya akan mempelajari topik ini lebih mendalam dibandingkan ketika masih di sekolah dasar. Buku “Smart Book Fisika SMP/MTs Kelas VII, VIII, IX” dapat membantu kalian yang duduk di bangku sekolah menengah jika kesulitan tidak hanya mengenai topik rangkaian, tetapi juga dalam pelajaran fisika secara umum. Rumus Rangkaian Paralel Tentunya, hampir setiap topik pembahasan pada fisika memerlukan perhitungan agar bisa mengetahui angka pasti mengenai suatu hal. Tak terkecuali, hal ini juga berlaku untuk perhitungan rangkaian listrik, baik itu rangkaian paralel dan juga rangkaian seri. Tadi sempat disinggung bahwa rangkaian paralel sedikit lebih rumit dibandingkan dengan rangkaian seri, karena banyaknya komponen di dalamnya. Meskipun begitu, Grameds tidak perlu khawatir untuk mempelajari rumus-rumus dari rangkaian paralel ini, karena jika kalian sudah terbiasa, maka kalian akan semakin lancar dalam memahami rumus-rumus ini. Tidak hanya itu, kalian juga akan mempelajari sedikit penjelasan mengenai sejumlah sosok yang berjasa di bidang listrik, sehingga namanya diabadikan menjadi satuan unit dari beberapa komponen rangkaian listrik. Simak penjelasan di bawah ini. 1. Arus Arus pada rangkaian listrik memiliki simbol “I”, serta memiliki satuan unit “ampere”. Satuan unit ini diambil dari ilmuwan asal Perancis bernama André-Marie Amperé, yang berperan besar dalam mengembangkan teori di bidang elektrodinamika. Rumus mengenai arus sendiri sebenarnya berasal dari Teori Ohm, yang nanti juga akan disinggung ketika mempelajari rumus hambatan. Pada dasarnya, rumus untuk menghitung arus pada rangkaian paralel dapat ditulis sebagai berikut ITotal = I1 + I2 + I3 + …..…. In = V 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ……… 1/Rn 2. Tegangan Tegangan pada rangkaian listrik memiliki simbol “V”, serta memiliki satuan unit “volt”. Satuan unit ini diambil dari ilmuwan asal Italia bernama Alessandro Volta, yang semasa hidupnya berhasil menemukan berbagai hal mengenai bidang listrik, salah satunya adalah teori mengenai tegangan listrik. Rumus mengenai tegangan sendiri pada dasarnya tidak begitu sulit untuk dipahami, karena jumlah tegangan pada rangkaian paralel akan sama pada tiap komponennya. Pada dasarnya, rumus untuk menghitung tegangan pada rangkaian paralel dapat ditulis sebagai berikut V = V1 = V2 = V3 = V4 = ……… Vn 3. Hambatan atau Resistor Hambatan atau resistor pada rangkaian listrik memiliki simbol “R”, serta memiliki satuan unit “ohm”. Satuan unit ini diambil dari ilmuwan asal Jerman bernama Georg Ohm, yang juga merupakan pencipta dari teori mengenai hambatan atau resistor ini. Rumus mengenai hambatan atau resistor sendiri pada dasarnya dicari dengan cara menambahkan kebalikan dari angka resistor dari setiap komponen dan ambil kebalikan dari jumlah tersebut, sehingga totalnya akan selalu lebih kecil dari nilai resistor. Pada dasarnya, rumus untuk menghitung hambatan atau resistor pada rangkaian paralel dapat ditulis sebagai berikut 1/RTotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + 1/R4 ……… 1/Rn Hambatan atau resistor sendiri cukup berkaitan dengan arus, sehingga terkadang kita juga perlu mencari arus listrik berdasarkan informasi yang kita temukan dari jumlah tegangan serta hambatan atau resistor. Untuk ini, kita akan kembali menggunakan Teori Ohm, yaitu I = V/R Selain itu, terdapat juga yang namanya konduktansi listrik ketika sedang menghitung hambatan atau resistor. Konduktansi listrik yaitu peristiwa di mana arus listrik mengalir melalui bahan seperti logam dan non-logam. Konduktansi listrik memiliki simbol “G” dan memiliki satuan unit “siemens”. Konduktansi listrik memiliki hubungan yang saling melengkapi dengan hambatan atau resistor pada rangkaian paralel, sehingga bisa ditemukan dalam beberapa kasus. Pada dasarnya, rumus untuk menghitung konduktansi listrik pada rangkaian paralel dapat ditulis sebagai berikut Gtotal = G1 + G2 + G3 + G4 + …..…. Gn 4. Induktor Induktor pada rangkaian listrik memiliki simbol “L”, serta memiliki satuan unit “henry”. Satuan unit ini diambil dari ilmuwan asal Amerika Serikat bernama Joseph Henry, yang pada masanya berhasil menemukan teori elektromagnetik untuk diaplikasikan ke berbagai macam peralatan. Rumus mengenai induktor sendiri pada dasarnya dapat dicari menggunakan prinsip total induktor sama dengan kebalikan dari jumlah kebalikan dari induktansi masing-masing. Pada dasarnya, rumus untuk menghitung induktor pada rangkaian paralel dapat ditulis sebagai berikut 1/LTotal = 1/L1 + 1/L2 + 1/L3 + 1/L4 ……… 1/Ln Namun, jika induktor terletak di sekitar medan magnet masing-masing, rumus ini tidak bisa dipakai karena adanya timbal balik di tiap induktansi. Medan magnet yang dihasilkan dari timbal balik antara induktansi ini biasanya diberi simbol menggunakan huruf “M”. Simbol “M” bergantung terhadap bagaimana medan magnet dalam induktor saling mempengaruhi. Keberadaan simbol “M” dalam perhitungan induktor ini bisa dikatakan cukup rumit untuk dipahami, sehingga tidak akan dibahas lebih lanjut pada artikel ini. 5. Kapasitor Kapasitor pada rangkaian listrik memiliki simbol “C”, serta memiliki satuan unit “farad”. Satuan unit ini diambil dari ilmuwan asal Inggris bernama Michael Faraday, sosok yang berjasa dalam menemukan sejumlah teori dan benda, khususnya di bidang elektromagnetik dan elektrokimia. Rumus kapasitor sendiri pada dasarnya serupa dengan mencari tegangan, yakni menjumlahkan angka yang terdapat di tiap komponen kapasitor dalam rangkaian listrik. Pada dasarnya, rumus untuk menghitung kapasitor pada rangkaian paralel dapat ditulis sebagai berikut Ctotal = C1 + C2 + C3 + C4 + …..…. Cn Mempelajari fisika berarti sudah siap berkutat dengan rumus-rumus berbeda di tiap topiknya. Namun, jika Grameds ingin berusaha mempelajari rumus-rumus ini secara perlahan, bukan tidak mungkin kalian akan menguasai berbagai macam rumus fisika kedepannya. Jika kalian masih di bangku SMA dan ingin mencoba menghafal dan mempelajari rumus-rumus, kalian bisa coba baca buku “SMA Kumpulan Rumus Lengkap Fisika SC”. Contoh Benda yang Menggunakan Rangkaian Paralel Dalam kehidupan kita sehari-hari, ada beberapa benda yang menggunakan rangkaian listrik paralel, diantaranya 1. Lampu LED Light-Emitting Diode atau dikenal juga dengan lampu LED dalam Bahasa Indonesia, merupakan jenis lampu yang akan bersinar lebih terang, dan tidak jarang berkelap-kelip. Prinsip kerja lampu LED sendiri juga menerapkan rangkaian paralel, khususnya lampu LED yang berkelap-kelip. Grameds bisa perhatikan, ketika ada satu bola lampu yang mati, bola lampu lain belum tentu ikut mati. Hal ini disebabkan karena saklar di dalam lampu LED memiliki cabang-cabang khusus, yang merupakan prinsip rangkaian paralel di dalam sebuah benda elektronik. Dengan kata lain, cahaya lampu LED bisa berkelap-kelip dan tidak akan mati walaupun ada bagian yang tidak menyala. 2. Lampu Lalu Lintas Lampu lalu lintas juga merupakan salah satu contoh benda elektronik yang berfungsi menggunakan prinsip rangkaian paralel. Benda ini memiliki peran dalam mengatur lalu lintas, dengan cara menyalakan sejumlah warna lampu berbeda, yaitu merah, kuning dan hijau, sebagai rambu petunjuk bagi kendaraan terkait kapan harus berhenti dan kapan harus melaju. Di dalam lampu lalu lintas, terdapat sebuah detektor atau sensor yang akan menggerakan saklar dan berfungsi untuk mengatur kapan lampu-lampu tersebut harus menyala atau mati. Saklar-saklar tersebut akan bekerja tanpa terpengaruh oleh saklar lainnya. 3. Alarm Kebakaran Benda ketiga dan terakhir yang akan dibahas sebagai contoh dari penerapan rangkaian paralel dalam benda-benda keseharian adalah alarm kebakaran. Sesuai dengan namanya, benda ini berfungsi untuk mengabarkan seseorang adanya kebakaran di suatu bangunan melalui suara keras seperti sirine. Cara kerja alarm kebakaran secara sederhana yaitu menggunakan semacam sensor untuk mendeteksi adanya asap yang bisa berpotensi menyebabkan kebakaran. Alarm kebakaran di dalam gedung biasanya terhubung dari satu lantai dengan lantai lainnya, dan belum tentu menyala di lantai lain jika tidak ada asap terdeteksi pada lantai tersebut. Tokoh Fisikawan Terkenal Lainnya Selain tokoh-tokoh yang sudah disinggung di atas, tentunya masih banyak lagi fisikawan yang memiliki andil besar dalam kemajuan ilmu fisika. Teori serta gagasan yang mereka temukan membantu manusia untuk memahami alasan dibalik sebuah fenomena pada peristiwa sehari-hari. Tidak hanya itu, teori serta gagasan yang para fisikawan ini kembangkan juga berhasil menginspirasi ilmuwan maupun penemu lain untuk mengaplikasikan pemikiran-pemikiran mereka, dan mengembangkan teori baru hingga bahkan menciptakan benda berdasarkan teori tersebut. Di bawah ini, terdapat 3 fisikawan yang berhasil mengubah dunia karena berhasil menemukan teori yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Pembahasan mengenai fisikawan ini menjadi sesi terakhir dalam artikel ini, dan diharapkan mampu menginspirasi Grameds untuk belajar dan bekerja lebih giat seperti mereka. 1. Galileo Galilei Britannica Secara teknis, Galileo Galilei bukan hanya fisikawan, melainkan juga astronom. Meskipun demikian, pria asal Italia ini tetap menghasilkan berbagai macam temuan sepanjang hidupnya, sampai-sampai dijuluki sebagai “Bapak Fisika Modern” karena penemuan dan teorinya yang mendobrak ilmu pengetahuan pada masa itu. Selain mempelopori heliosentrisme, yaitu fakta bahwa bumi dan planet lain mengelilingi matahari, Galileo Galilei juga berhasil menemukan beberapa teori kinetik, yang nantinya dikembangkan serta disempurnakan oleh para fisikawan lain setelah masanya berakhir. 2. Isaac Newton Wikipedia Sosok fisikawan ini juga berhasil menggemparkan dunia karena salah satu teori temuannya. Isaac Newton, yang merupakan pria asal Inggris ini adalah pengembang sejumlah teori fisika terkenal yang tidak hanya berkutat di bidang fisika saja, melainkan juga matematika dan kimia. Sejumlah teori yang berhasil Isaac Newton kembangkan di antaranya adalah teori percepatan, teori optik, teori mekanik, dan teori gravitasi. Ilmuwan ini juga berjasa dalam mengembangkan teori mengenai kalkulus di bidang matematika. Dirinya dianggap sebagai salah satu fisikawan paling berpengaruh sepanjang masa. 3. Albert Einstein DW Sudah pasti tidak akan lengkap jika kita tidak membahas “Bapak Teori Relativitas”, Albert Einstein. Sosok asal Jerman ini, meskipun lebih dikenal dengan teori relativitasnya, ternyata tidak hanya mengembangkan satu teori itu saja, tetapi masih ada lagi teori-teori yang Einstein kembangkan sepanjang hidupnya. Sebut saja teori gerakan brown, teori hubungan Planck-Einstein, dan teori Einstein lain yang juga sama terkenalnya dengan teori relativitasnya, yakni teori massa-energi atau E = mc². Selain Isaac Newton, Albert Einstein juga dianggap banyak orang sebagai ilmuwan paling berpengaruh di dunia. Teori relativitas Albert Einstein dianggap sebagai salah satu terobosan terbesar dalam dunia fisika. Tidak jarang orang awam yang tidak memahami fisika pun tertarik dan ingin mencoba mencari tahu mengenai teori ini. Grameds yang juga tertarik untuk mempelajari teori relativitas, bisa membaca buku karya Albert Einstein sendiri, yaitu buku “Relativitas Teori Khusus dan Umum”. Pembahasan mengenai fisikawan di atas menutup artikel mengenai rangkaian paralel. Setelah mempelajari serba-serbi mengenai rangkaian paralel, mulai dari definisi, rumus, dan juga alat-alatnya, semoga Grameds lebih terbantu dalam memahami topik ini. Kunci dari fisika adalah untuk selalu terus berlatih dan mau memahami topik lebih dalam. Jika kalian merasa artikel ini masih kurang, Grameds bisa mencoba mencari artikel maupun buku lain untuk menambah pemahaman terhadap topik rangkaian paralel. Jika kalian ingin mencari buku-buku yang sesuai dengan topik rangkaian paralel, selain sejumlah buku rekomendasi di atas, Gramedia, SahabatTanpaBatas, juga mempunyai berbagai buku lain untuk memuaskan rasa ingin tahu kalian akan topik ini yang bisa ditemukan di Ingat Grameds, kalian akan semakin mendapatkan ilmu dan informasi LebihDenganMembaca. Penulis M. Adrianto S. BACA JUGA Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel pada Listrik Penemu Inti Atom dan Tokoh-Tokoh yang Mengembangkannya Muatan Listrik Pengertian, Jenis, Ciri-Ciri, dan Rumusnya Pengertian Teori Atom Dalton, Keunggulan & Kelemahannya Hukum Newton Pengertian, Bunyi, Rumus, Contoh, dan Penerapannya ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Padarangkaian tersebut, berlaku Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff I pada percabangannya. Pada rangkaian tersebut juga terdapat amperemeter dan resistor. Hambatan total dari resistornya adalah nilai hambatan pengganti dari kedua hambatan yang disusun paralel yang memiliki besar: Untuk mencari tahu kuat arus yang terbaca pada A 1 dan A 3, kita harus Ilustrasi Fungsi Resistor. Sumber PixabayFungsi resistor mempunyai banyak kegunaan bagi rangkaian elektronika. Terlebih karena resistor merupakan komponen dasar yang digunakan untuk membatasi arus. Tak heran jika hampir setiap peralatan elektronika menggunakan sendiri juga dikenal sebagai hambatan atau tekanan dalam bahasa Indonesia. Orang-orang yang bekerja di bidang elektronika kerap menyingkat penyebutan resistor dengan huruf “R”. Adapun satuan hambatan atau resistansi resistor disebut dengan “OHM”.Fungsi Resistor dan KlasifikasinyaIlustrasi Fungsi Resistor. Sumber PixabaySebelum mengenal lebih jauh fungsi resistor dan klasifikasinya pada rangkaian elektronika, sebaiknya ketahui lebih dulu mengenai pengertian resistor. Dikutip dari buku Buku Ajar Teori Dasar Listrik dan Elektronika karya Muhammad Naim, 202259, resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentuPada dasarnya, fungsi utama resistor adalah untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Namun, beberapa fungsi resistor lainnya yang tidak kalah penting diantaranya sebagai pembatas arus listrik, pengatur arus listrik, pembagi tegangan listrik, serta penurun tegangan Naim, 202259-62 mengklasifikasikan resistor menjadi 4 bagian. Berikut ulasan Fixed ResistorMerupakan jenis resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai resistansi atau hambatan resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Variable ResistorMerupakan jenis resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan diatur sesuai keinginan. Umumnya variable resistor terbagi menjadi 3 bentuk, yakni potensiometer, rheostat, dan ThermistorMerupakan jenis resistor yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh suhu. Thermistor terbagi ke dalam dua jenis, yakni Thermistor NTC Negative Temperature Coefficient dan Thermistor PTC Positive Temperature Coefficient. Untuk menambah wawasan, thermistor merupakan singkatan dari Thermal Light Dependent Resistor LDRKerap kali disingkat sebagai LDR, jenis resistor ini memiliki nilai hambatan atau nilai resistansinya yang tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai hambatan LDR akan menurun saat cahaya terang. Sebaliknya, nilai hambatannya akan menjadi tinggi jika kondisi penjelasan tersebut, terlihat bahwa LDR berfungsi untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya serta menghambat arus listrik dalam kondisi gelap. Naik turunnya nilai hambatan ini akan sama dengan jumlah cahaya yang penjelasan mengenai fungsi resistor dan klasifikasinya pada rangkaian elektronika. Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan seputar bidang elektronika. YAS Kemudian10 ohm, 10 ohm dan 2 ohm terbentuk rangkaian star. Untuk dapat menyelesaikan susunan rangkaian listrik di atas. Rangkaian star diubah menjadi rangkaian delta. maka, rangkaian akan berubah menjadi. hambatan 14 ohm dan 14 ohm diparalel diperoleh 7 ohm, rangkaian berubah menjadi: Rangkaian memenuhi aturan jembatan wheatstone maka hambatan Karenarangkaian hambatan tersebut paralel maka hambatan penggantinya disebut hambatan paralel (RP). Besar hambatan paralel (RP) dapat ditentukan menggunakan persamaan, Pada rangkaian paralel, beda potensial masing-masing cabang besarnya sama. sebuah rangkaian listrik selalu berlaku hukum Ohm dan hukum I Kirchhoff. Misal, sebuah rangkaian Aruslistrik (penyebab menyalanya lampu ) hanya mungkin ada kalau rangkaian listrik tertutup. dan sumber dayanya (baterai) masih berfungsi dengan baik. KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL. Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik. I = kuat arus dalam ampere kaX4tq.
  • qykydfm0me.pages.dev/521
  • qykydfm0me.pages.dev/111
  • qykydfm0me.pages.dev/19
  • qykydfm0me.pages.dev/634
  • qykydfm0me.pages.dev/35
  • qykydfm0me.pages.dev/927
  • qykydfm0me.pages.dev/821
  • qykydfm0me.pages.dev/233
  • pada rangkaian hambatan paralel berlaku